Ada
salah seorang teman bertanya kepada saya, "Kenapa kamu menulis?" Saya
jawab, "Karena saya bodoh." Lalu ia bertanya lagi, "Kenapa
bodoh, buktinya kau bisa menulis banyak hingga terkumpul menjadi buku?"
Saya jawab lagi, "Karena bibir saya terbatas, ingatan saya terbatas,
tenaga saya pula, usia saya tentu juga terbatas. Dengan tulisan, dengan karya,
segala itu setidaknya akan lebih memanjang."
Pembicaraan
kami pun terhenti. Kami sama-sama menyeruput kopi. Saya menghela napas, dalam
batin, "Paling tidak, selain kebodohan-kebodohan dan dosa-dosa, ada
karya-karya yang ditinggalkan di dunia ini."
Ini
kabar kecil, dalam waktu dekat ini, jika tidak akhir bulan Januari ya awal
bulan Februari. Saat-saat kalau tidak salah mendekati momen-momen hari
kelahiran saya. Maka, buku "Remang-Remang Kontemplasi" ini, kali
pertama akan diobrolkan di Teras Budaya Prof. Mudjahirin Thohir Sabranglor
Kaliwungu Kendal yang akan diselenggarakan oleh Pelataran Sastra Kaliwungu.
Terkait waktu penyelenggaraan yang pasti, dan siapa saja yang akan didapuk
menjadi pemantik obrolan, nanti segera akan diunggah.
Monggo,
bagi siapa saja yang berminat hadir, bisa meluangkan sejenak waktunya untuk
berjabat sapa dengan kami. Jika berminat dengan buku setebal 250 halaman,
berisi tiga bagian: seni budaya, sastra, dan pendidikan, yang hendak diobrolkan
ini, silakan bisa inbox, atau sms/wa 085641010277. Harga buku 35 ribu. Terima
kasih. Salam.
3 komentar:
Saya sependapat dengan tulisan bapak yang berisi tentang percakapan antara seseorang denhan bapak yang bertanya tentang kebodohan ,karena ingatan kita, tenaga kita dan usia kita tentu terbatas, nah dengan keterbatasan hal tersebut dengan kita membuat sebuah karya tentu karya tersebut akan bermanfaat bagi orang-orang sampai suatu saat nanti. Dengan begitu ilmu yang kita peroleh dapat bermanfaat bagi orang lain
Nadia Anastasia
4C
Saya setuju dengan bapak, karena ingkatan, tenaga bahkan usia kita tidak ada yang tau kapan kita udah di cukupkan untuk itu semua. Namun sebelum itu semua terjadi alangkah baiknya kalau membuat karya-karya yang nantinya dapat bermanfaat bagi orang lain.
Saya setuju dengan bapak. Meskipun umur terbatas setidaknya kita meninggalkan sebuah karya yang tetap abadi dan bermanfaat bagi orang lain. Sukses bapak.
Posting Komentar