Perintah Demang Kalang
Telunjuk
tanganmu,
Tak
sebatas peringatan bagi kami
yang
diam
Demang
ini, yang mengutus
anak
buah terpilihnya
untuk
menyibak hutan
Mereka
menyebut diri
dengan
bubak yoso
Telunjuknya
menuju Coyudo
Kakinya
seakan lihai
menggelinding
sendiri
Membuka
areal pemukiman
di
wilayah Gemuh sebelah barat
Coyudo
inilah tokoh kami
yang
mengawali
dukuh
Wanglu Krajan
melahirkan
diri di Poncorejo
Lambat
laun, selepas
Coyudo
mampu
melaksanakan
tugas mulia
mencetak
kampung,
ia
membawa keluarga
dan
sanak saudaranya
untuk
tinggal dan menempati
muara
hidup kami
Kami
memulai suara baru,
mencipta
kepantasan berkali-kali
Menimbun
keganasan bertubi-tubi
Kendal,
Juli 2017
Rumah Tak Berwujud
Sebagai
rumah,
kami
memilih
untuk
tinggal di tengah
Sebagai
tanah,
kami
memilih
untuk
sesekali dalam tengadah
Sebagai
air,
kami
kerap memilih
tinggal
di rumah lain
Yang
sama sekali
Sebagai
wujud,
Kepada
siapa
yang
paling pantas
untuk
kelalaian kami?
Kendal,
Juli 2017
Berapa Meter Angkat Kaki
Sudah
berapa meter
kau
angkat kaki, Kalang
Lihatlah,
Wanglu Krajan
telah
bekerja
di
kota besar itu
kau
nampak seperti api
Jakarta
semacam kabut
Yang
menyambar
kening-keningmu
Sudah
berapa meter
kau
angkat kaki, Kalang
Lihatlah,
Wanglu Krajan
telah
pandai menciptakan
orang-orang
baru
Para
pekerja membabi-buta
Lihatlah
mata mereka, Kalang
Dari
nyalanya,
nampak
para prajurit
Berkejaran
dengan bayangannya
Hingga
menjelang
masa
akhir tugasnya
Mereka
menemukan
pasangan
hidup
Dari
tepi
bayangannya
sendiri
Sudah
berapa meter
kau
angkat kaki, Kalang
Lihatlah,
Wanglu Krajan
telah
menjadi orang tua
Mereka
tiada lagi dapat
mempertahankan
perkawinan
yang
kini dikatakan kuno
Sudah
berapa meter
kau
angkat kaki, Kalang
Lihatlah,
Wanglu Krajan
telah
mengubah perkawinan
endogami
menjadi eksogami
Lihatlah
Kalang,
Perjodohan
anak-anakmu pun
mengikuti
arus perubahan zaman
seperti
masyarakat desa-desa lain
Yang
kian meninggalkan
muara-muaramu
Kendal,
Juli 2017
Ajari Kami Menjadi Beban
Kalang,
ajari kami menjadi beban
Tujuan
yang bukan pilihan
banyak
orang
Kalang,
ajari kami menjadi beban
Dunia
yang tak dikehendaki
banyak
orang
Kalang,
ajari kami menjadi beban
Alam
pikiran yang tak dipikirkan
banyak
orang
Kalang,
ajari kami menjadi beban
Seperti
yang kau haturkan
Untuk
kekekalanmu sendiri
Kalang,
ajari kami menjadi beban
Menjadi
surga kecil
Menjadi
belantara hening
Yang
sanggup mengurusi kami
Sebab
berhari-hari ini,
lelap
telah melanda batin-batin kami
Kendal,
Juli 2017
Mesin Penghancur
Kaulah
mesin penghancur itu,
Yang
mengajarkan kami
Semakin
jauh
Meninggalkan
banyak jejak
di
sekitar rumah-rumahmu
Kaulah
mesin penghancur itu,
Yang
menjadikan kami
Semakin
ragu
Untuk
menjawab
Permintaan-permintaanmu
Kaulah
mesin penghancur itu,
Yang
menuntun kami
Semakin
menemukan cara baik
Untuk
mengejar banyak wirid
Yang
tak pernah kau kehendaki
Kendal,
Juli 2017
Jadikan Kami Muridmu
Wanglu
Krajan,
Jadikan
kami murid-muridmu
Jadikan
kami abdi
bagi
amalan guru-guru
Wanglu
Krajan,
Jadikan
kami murid-muridmu
Turunkanlah
kepada kami
Kepada
kepala-kepala kami
Yang
telah lama
Menjadi
abdi
bagi
benak kami sendiri
Wanglu
Krajan,
Jadikan
kami murid-muridmu
Bangunkanlah
rumah lain
di
tubuh kami
Agar
alam tak pernah redup
Untuk
tak sekalipun
Mengubah
arah kemudi
dari
segenap petunjuk-petunjukmu
Kendal,
Juli 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar